KATOLIKTIMES.COM – Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Bogor telah sukses menggelar Masa Bimbingan (Mabim) secara daring menggunakan aplikasi Zoom.
Mabim Online yang digelar Sabtu (20/6) hingga Selasa (23/6), melibatkan 25 calon anggota.
Masa Bimbingan (Mabim) melibatkan para mantan pengurus PMKRI Cabang Bogor, Pengurus Pusat, dan para Penyatu. Mabim tersebut diawali dengan materi Sejarah Pergerakan PMKRI oleh Rinto Namang mantan Presidium Gerakan Kemasyarakatan Pengurus Pusat PMKRI periode 2018-2020.
“Sejarah mencatat bahwa pergerakan mahasiswa dipelopori oleh mahasiswa yang haus akan eksisitensi dan kaya idealisme seperti almarhum Cosmas Batubara, dan para alumnus PMKRI. Mereka memelopori pergerakan lewat peristiwa Malari, yang akhirnya menjadi Kelompok Cipayung,” ungkapnya.
Pada 10 Januari 1972, lanjut Rinto, bertepatan dengan hari ulang tahun Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat), bertempat di Margasiswa I PMKRI Jl. Sam Ratulangi No.1 Menteng Jakarta Pusat, keempat pimpinan pusat organisasi mahasiswa yang diantaranya PB HMI (Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam), PP PMKRI (Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), DPP GMNI (Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), dan PP GMKI (Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) mengadakan suatu pertemuan bersama.
“Kesimpulan pertemuan tersebut berupa Evaluasi 10 Januari 1972 yang isinya antara lain penilaian terhadap proyek Miniatur Indonesia (Taman Mini Indonesia Indah) mencakup keprihatinan yang mendalam atas kehidupan bangsa, masyarakat, dan negara. Penyelenggaraan pertemuan dilaksanakan pada tanggal 19-22 Januari 1972 di Desa Cipayung Jawa Barat, dengan mengambil tema yang berjudul “Indonesia yang Kita Cita-Citakan”. Pertemuan tersebut menghasilkan suatu kesepakatan yang berisi 7 butir tentang Indonesia yang Kita Cita-Citakan. Kesepakatan itu diberi nama Kesepakatan Cipayung,” cerita Rinto Namang.
Pada hari kedua, duet mantan pengurus PMKRI Bogor pun turun gunung mengisi materi Manajemen Konflik. Lamhot Simanullang dan Urbanus Marti Nangoy berbagi peran dalam materi itu.
Lamhot mantan Ketua Presidium PMKRI Bogor periode 2002-2003 membawakan materi Manajemen Konflik dalam Organisasi, sementara Urbanus, seorang profesional, membawakan materi Manajemen Konflik dalam Dunia Kerja.
“Konflik dalam Organisasi perlu di manage dengan baik supaya konflik tersebut bisa berdampak positif terhadap organisasi. Komunikasi merupakan faktor yg sangat penting dalam melakukan manajemen konflik dalam organisasi,” papar Lamhot yang membawakan materi dari Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pada topik ini, kehadiran alumni PMKRI Cabang Bogor (Penyatu) ikut meramaikan jalannya acara.
Selanjutnya, Senin (22/6) giliran materi Smart Communication and Social Media Branding oleh Albertus P. Eko Widodo. Mantan KP periode 1990-91 ini berbagi pengalaman tentang bagaimana berkomunikasi secara mangkus.
Eko juga menyarankan bagaimana bersikap menghadapi era digital yang datang dan bagaimana PMKRI harus peka dengan perkembangan yang terjadi.
“PMKRI, khususnya PMKRI cabang Bogor, harus melakukan modifikasi pada keterampilan public speaking. Public speaking itu sekarang bukan era oratoris namun lebih ke konten yang bernas,” imbuh Eko menjawab pertanyaaan dari seorang peserta.
Hari terakhir Mabim Online diisi dengan Teknik Persidangan dan Kesekretariatan di Era Digital. Mantan ketua Bogor yang sekarang menjadi Tim Pembina, Okto Nahak dan A.M. Septyarini menjadi narasumber.
“Sekarang era digital jadi semoga adik-adik bisa peka dan memanfatkan kemajuan teknologi. Sebuah kemajuan adik-adik bisa menggelar Mabim Online menggunakan Zoom,” ucap Rini yang jebolan IPB ini.
“Senang melihat pergelaran Mabim untuk pertama kali bisa dilaksanakan mengunakan daring. Ini sebuah kemajuan signifikan dan tidak menghentikan proses pembinaan walaupun ada kendala pandemi Covid-19. Trimakasih untuk panitia dan Penyatu yang kompak mendukung pergelaran Mabim Online ini,” kata Dom Koten, Ketua Presidium PMKRI Cabang Bogor. (pc/kt)
Be First to Comment