KATOLIKTIMES.COM, DEPOK – RD Petrus Jimmy Rampengan dalam kesempatan mengapresiasi kerja Pokja Paroki Santo Matheus yang telah menyelenggarakan pendidikan pemilu untuk umat Katolik. Hal itu disampaikan dalam giat Kelompok Kerja (Pokja) Paroki Santo Matheus gelar pendidikan pemilu melalui Sosialisasi Pemilu.
Kegiatan yang bertajuk “Peran Serta Umat Katolik dalam Pengawasan Pemilu Partisipastif” itu bertempat di Aula Maria Goreti St. Matheus Depok, Minggu, 29 Oktober 2023.
RD Petrus Jimmy Rampengan dalam kesempatan mengapresiasi kerja Pokja Paroki Santo Matheus yang telah menyelenggarakan pendidikan pemilu untuk umat Katolik.
“Maka kita diajak terlibat, mudah mudahan ini sebagai pemicu. Atau golput juga tidak baik, sehingga partisipasi kita untuk gereja dan Indonesia” sambut Pastor Jimmy dalam kegiatan yang dimoderatori Yostinus Tomi Aryanto.
Senada dengan hal itu, Koordinator Pokja Dekanat Utara Wiwit Wicaksono mengungkap bahwa kegiatan ini merupakan program edukasi dari Pokja Keuskupan Bogor.
“Acara ini diharapkan bisa menjadi pendorong meningkatnya komunikasi dan koordinasi antar para koordinator Pokja Paroki di Dekanat Utara serta timnya dalam memberikan sosialisasi, edukasi dan pendampingan kepada umat, untuk meningkatkan keterlibatan dalam pemilu dan pelaksanaannya di
teritorial paroki” ucap Wiwit.
Mamasuki sesi pembekalan, Pengamat Politik Para Syndicate Ari Nurcahyo membawa materi tentang “Sosialisasi Pemilu dalam Kerangka Ekosistem Pengawasan Pemilu Partisipatif” itu mengingatkan umat bawah pemilu serentak akan dimulai 14 Februari 2023 tepat saat Rabu Abu.
“Tentu Keuskupan akan memberikan arahan agar tugas-tugas beribadah dan memilih dapat berjalan” ungkap Ari.
Ari memamparkan sudah ditetapkan terdapat 18 partai politik dengan kategori 9 partai yang ada di parlemen sedangkan sisanya 9 partai diluar parlemen.
“Perlu dipastikan umat Matheus sudah terdaftar sebagai pemilih sehingga dapat memilih yang mulai 07.00 WIB sampai 12.00 WIB. Ini hajat politik yang luar biasa dengan 204 juta lebih pemilih se-nasional” paparnya.
Gen Z dan Millennial, tambah Ari, ada 115 juta lebih adalah orang muda. Maka bagaimana pastoral politik melihat representasi Orang Muda Katolik memberikan perhatian pelibatan pemuda.
“Orang muda Indonesia memiliki perilaku karakter yang unik, beda perilaku, tren preferensi dan sikap politik” katanya Ari.
Bagi Ari, ada enam tantangan sosial dan politik hari ini yaitu tantangan kebangsaan, polarisasi politik, demokrasi elektoral, politik uang dan korupsi, disinformasi dan hoaks, dan perlambatan ekonomi.
“Berpolitik yang cerdas dan bijak umat diajak memiliki dan mencari pengetahuan soal pemilu, mengenal calon. Sehingga terwujud pemilu sebagai sarana integrasi bangsa” tutupnya
Sementara itu, Anggota Bawaslu Kota Depok, Sulastio mengucapkan terima kasih mewakili Bawaslu Kota Depok atas sambutan hangat Paroki St. Matheus Depok dalam sesinya bertajuk “Peran Umat Katolik dalam Pengawasan Pemilu Partisipatif”
“Kita mengikuti pemilu sudah sering. Maka syarat pemilu demokratis yaitu regulasi jelas dan tegas, peserta pemilu yang taat aturan, pemilih yang cerdas dan partisipatif, birokrasi netral, serta penyelenggaraan yang kompeten dan berintegritas” jelasnya.
Masyarakat kita, lanjut Sulastio, perlu memahami dalam terdapat aturan menjerat bagi yang melakukan politik uang adalah pemberi dan penerima.
“Maka umat perlu memahami agar tidak terbawa dalam goda-godaan politik uang” tandas Sulastio.
Secara hakikat, ungkap Sulastio, peran serta rakyat dalam pemilu menjadi aktor utama. Maka Bawaslu mendorong rakyat penting menggunakan hak dan kewajiban untuk memilih dan dipilih.
“Tak hanya itu, umat juga diharapkan terlibat dalam pengawasan pemilu seperti pengawas dan pemantau pemilu” tutupnya.
Diskusi yang berjalan dengan antusias itu dihadiri puluhan umat Katolik St. Matheus Depok, Ormas Katolik, dan Pokja Keuskupan Bogor.
Be First to Comment