Press "Enter" to skip to content

MENJAGA GOTONG ROYONG DI ERA NEW NORMAL

Share this:

KATOLIKTIMES.COMGotong royong merupakan istilah Indonesia untuk bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Pancasila sebagai dasar Negara, ideologi bangsa, dan pandangan hidup bangsa sejatinya harus mampu memadu dan menjawab segala macam tantangan dinamika kehidupan bangsa.

Termasuk saat menghadapi Covid-19, yang telah membawa perubahan drastis dan dramatis dalam segala aspek kehidupan bangsa, tidak hanya kesehatan.

Pandemi Covid-19 seluruh komponen bangsa wajib memahami, menghadirkan menginternalisasi dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam semua aspek kehidupan masuk dalam memasuki beradaban baru, yang disebut era new normal (kenormalan baru).

Ilustrasi (Google)

Di kehidupan normal baru, kebiasaan dan nilai baru bakal menggantikan kebiasaan lama setelah perubahan dramatis itu terjadi.

Oleh sebab itu, para penjabat otorisasi penentu kebijakan, akedemisi, tokoh politik, dan opinion mencoba menginterpretasi dan mengonstruksi makna new normal dalam tataran kebijakan dan implementasinya tentu dengan acuan utamanya adalah protokol kesehatan.

Untuk kembali pada tatanan kehidupan baru atau new normal hanya bisa dilaksanakan dengan baik jika seluruh elemen bangsa melakukan gotong royong berskala besar.

Kita wajib terus bergotong royong untuk menjaga protokol kesehatan. Seperti, terus menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan lainnya.

Tanpa adanya sikap peduli satu dengan lainnya, protokol kesehatan amat mudah dilanggar di masa new normal nantinya. New normal adalah cara bangsa Indonesia bangkit ditengah pandemi Covid-19 yang penuh tidak kepastian.

Perjuangan ini membutuhkan fondasi ekonomi, sosial, bahkan politik akan terus merapuh jika Indonesia tidak segera bangkit menentukan berbagai langkah di tengah segala ketidakpastian saat-saat ini.

Baca Juga: Cinta Bersemi Kembali Di Era New Normal

Di sisi lain, jika bangkit tanpa rasa gotong royong, disiplin dan penuh solidaritas dengan tetap waspada pada pandemi ini maka tentu akan menghadirkan bencana yang tak terhindarkan.

Oleh karena itu, pemberlakuan new normal dengan gotong royong bersekala besar yang melibatkan seluruh elemen bangsa adalah keniscayaan.

Seluruh elemen kepemimpinan bangsa, baik eksekutif, legislatif dan penyelenggara negara lainnya di pusat dan daerah harus bergandengan tangan bersama rakyat menghadapi ini.

Spirit yang sangat terasa ketika pandemi Covid-19 adalah bergotong royong dan musyawarah mufakat sebagai jalan terbaik menyelesaikan persoalan serius bangsa Indonesia sejak dulu.

Dengan semangat gotong royong, kita melihat di masyarakat bagaimana donasi, bantuan tunai maupun sembako mengalir kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan.

Solidaritas sosial sesama anak bangsa terjadi tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku dan agama. Mereka yang kekurangan selain mendapatkan bantuan dari pemerintah, juga dari kalangan lembaga sosial, elemen masyarakat sipil dan donasi dari berbagai kalangan yang terpanggil saling membantu sesama.

Ini merupakan modal sosial yang berharga dan harus tetap dipertahankan saat kebijakan new normal berlangsung sehingga menghasilkan masyarakat yang saling bergotong royong dengan keterkaitan sosial antar anggota masyarakat yang solid dan kuat.

Tujuan bernegara yang diciptakan pendiri bangsa sejak merdeka adalah terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Manusia pancasila harus adil secara pikiran dan tindakan baik secara individu maupun sosial.

Kemampuan adil termasuk didalamnya bagaimana menilai secara adil bahwa new normal menjadi bagian keseimbangan kepentingan kesehatan dengan ekonomi, politik, budaya, pertahanan keamanan dan lainnya.

Oleh Luh Wantari adalah Mahasiswa STAHN Mpu Kuturan Singara, Prodi Teologi Hindu-Komunitas Penulis Art & Culture.

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *