Press "Enter" to skip to content

PANDEMI CORONA, BERPACU DALAM MELODI HIDUP YANG BARU

Share this:

KATOLIKTIMES.COM – Tahun 2020 adalah warsa yang sangat spesial dan bersejarah bagi kehidupan manusia. Tahun di mana dunia dikejutkan oleh munculnya wabah pandemi Corona.

Kemunculan wabah Covid-19 ini, sangat mempengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai bentuk aspek kehidupan.

Entah itu aspek keagamaan, pendidikan, ekonomi, politik, sosial, moral, budaya, ideologi, dan berbagai bentuk aspek lainnya.

Dengan munculnya wabah ini memaksakan berbagai instansi pemerintah, baik dari tingkat terkecil seperti tingkat Desa hingga Pemerintah Pusat untuk dapat mengambil tindakan serta melakukan berbagai upaya sebagai bentuk pengendalian dalam memutuskan mata rantai wabah tersebut.

Pandemi Corona Hidup yang Baru

Berbagai upaya yang diterapkan misalnya physical distancing hingga kebijakan dalam memberlakukan lockdown guna menekankan masyarakat agar tetap berdiam di rumah

Perilaku untuk tetap tinggal dan berdiam di rumah, nampaknya bukan hal yang mudah.

Masalahnya, semuanya ini harus dijalani dalam situasi yang masih penuh dengan ketidak pastian.

Wabah Covid-19 memutarbalikan kehidupan manusia. Kegiatan yang awalnya berjalan lancar baik di sekolah, perkantoran, tempat ibadah dan sebagainya, sekarang hanya terpusat dari rumah saja.

Pembatasan kegiatan di luar rumah akan melahirkan kehidupan baru yang nantinya akan banyak berpusat pula dari rumah.

Meskipun demikian, Wabah Covid-19 membantu kita manusia untuk terus bangkit dalam kehidupan baru. Salah satu upaya yang sedang diberlakukan adalah penerapan New Normal.

Dengan adanya aturan tersebut, kita sebagai manusia harus sadar dan merubah gaya serta berpacu dalam melodi hidup yang baru di tengah wabah Covid-19.

Dulu hanya sebagian orang saja yang menggunakan masker, sekarang banyak orang berlomba-lomba untuk menggunakan masker.

Termasuk juga penggunaan handsanitizer, dalam masa wabah Covid-19 ini banyak yang sudah menggunakannya bahkan selalu dibawa saat berpergian.

Sebagai manusia yang memiliki pola pikir, seharusnya bisa membiasakan diri untuk beradaptasi dengan pola hidup baru, yang saat ini sedang dilakukan pada masa pandemi Covid-19.

Kehidupan baru ini mengharuskan kita untuk menjalani protokol pencegahan Covid-19 sampai waktu yang belum bisa ditentukan.

Hal yang harus kita lakukan adalah betul-betul menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir, serta membatasi perjalanan jauh. 

Meski wabah Covid-19 akan segera usai, diperkirakan kita manusia tidak bisa kembali lagi dengan rutinitas yang biasa dilakukan pada masa sebelumnya.

Secara tidak langsung, pandemi Covid-19 memaksakan kita untuk harus beradaptasi dengan rutinitas yang baru.

Bagi banyak orang, hal ini bisa menjadi tantangan yang begitu besar karena proses adaptasi tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, tinggal dan berdiam di rumah juga dinilai tidak bisa selamanya diterapkan untuk menjaga keseimbangan perekonomian sehingga harus memaksakan sebagian orang untuk tetap melakukan aktivitasnya secara rutin dengan menggunakan protokol kesehatan.

Masa New normal menjadi salah satu pilihan yang terbaik di tengah wabah Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.

Namun menurut beberapa pihak, hal itu justru dianggap sebagai langkah yang kurang tepat sadar mengingat kasus Covid-19 terus meningkat secara signifikan di Indonesia. 

Oleh sebab itu, hal yang perlu diutamakan adalah kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.

Dengan berpacu dalam melodi kehidupan yang baru di tengah wabah Covid-19 ini.

Maka perubahan perilaku kita sebagai manusia untuk sadar akan pentingnya kesehatan, merupakan suatu keistimewaan yang menjadi kunci optimisme dalam menghadapi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

Oleh karena itu, kita harus berpikir positif dan taatilah anjuran dari pemerintah dengan cara bergotong royong. Marilah kita berpacu dalam melodi hidup yang baru dengan bergotong royong agar terbebas dari Covid-19.

Gerardus Rano Ngoranmele Adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara dan Komunitas Penulis Art & Culture.

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *