Press "Enter" to skip to content

Kala Pengalaman Terkekang Ketakutan Masa Lalu

Share this:

KATOLIKTIMES.COM – Setiap dari kita tentu memiliki pengalaman-pengalaman di masa lalu. Entah itu pengalaman yang membahagiakan dan juga pengalaman yang buruk. 

Dari pengalaman-pengalaman yang kita alami itu, sangat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita. Apalagi pengalaman yang tidak mengenakan.

Kita terus dihantui olehnya. Sehingga menimbulkan rasa trauma yang luar bisa. Kita menjadi takut dan bahkan pesimis untuk melangkah maju.

Kita merasa tidak mampu karena pernah mengalami kegagalan dan terus memberi stimulus bagi diri kita bahwa saya mungkin akan gagal lagi jikalau saya melakukan ini atau melakukan itu.

Bukan hanya itu saja. Kita mungkin akan menyangka bahwa orang lain juga menjadi penyebab dari kegagalan kita.

Sehingga menimbulkan rasa tidak percaya kepada orang lain. Semua itu akan menjadi luka yang tak pernah sembuh jika tidak segera diobati.

Menurut saya, ada sekelompok orang di negara kita ini mengalami hal yang sama. kita tidak bisa menyangkal bahwa dalam perjalanan bangsa kita, ada begitu banyak kegagalan.

Baca juga: PROFIL ANIS TAY: MENGABDI UNTUK PERTANIAN

Entah itu dalam sistem pemerintahan yang kurang baik dan hal lain yang membuat sekelompok masyarakat mengalami ketakutan dan trauma.

Bangsa kita pernah “diisukan” akan membentuk sistem pemerintahan yang otoriter dan mempraktekkan paham komunis serta sistem pemerintahan yang menyengsarakan rakyatnya.

Inilah pengalaman masa lalu. Masa lalu di mana masyarakat tidak bebas memberikan pendapatnya. Masa lalu yang banyak membuat masyarakat merasa tertindas.

Pengalaman-pengalaman di masa lampaui tentunya tidak ingin dialami oleh generasi di zaman sekarang ini. kebijakan demi kebijakan agar supaya dapat menyejahterakan rakyatnya terus upayakan oleh kepala pemerintahan.

Program demi program terus dirancang agar supaya dapat menjadi sarana sehingga keadilan dan kesejahteraan bersama dapat terwujud.

Namun akibat luka di masa lampau yang kunjung sembuh dalam diri sekelompok masyarakat, menimbulkan rasa tidak percaya kepada siapa pun yang menjadi kepala pemerintah.

Hal ini menimbulkan penilaian-penilaian yang sepihak yang mana merasa bahwa program-program itu tidak dapat mewujudkan kesejahteraan bersama.

Baca juga: PEREMPUAN MERAWAT PERSAHABATAN

 Jika dipikirkan dengan akal sehat, tidak ada seorangpun sekarang ini yang ingin berkuasa tanpa visi dan misi yang mulia. Kecuali dalam diri seseorang itu ada ambisi ingin berkuasa demi kepentingan sendiri dan kelompoknya. 

Secara rasional dapat dijelaskan bahwa segala program yang dirancang tentunya berdasarkan observasi dan disesuaikan kondisi masyarakat yang  berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila  agar supaya terwujudnya keadilan dan kesejahteraan.

Dan tidak seorangpun pemimpin yang ingin melihat masyarakatnya mengalami pengalaman kelam yang terjadi di masa lampau.

Program-program yang sudah dirancang dan dinilai sesuai tentunya perlu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak lain terutama masyarakat itu sendiri.

Pemerintah bukan makhluk supranatural yang bisa berjalan sendirian dalam melaksanakan tugasnya. Mereka masih manusia biasa dan Mereka perlu dukungan.

 Semua program yang sudah disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masyarakat pertama-pertama harus dijalankan terlebih dahulu.

Apabila di kemudian hari dirasa dan dinilai tidak cocok tentunya dapat dievaluasi dan mencari solusi yang sesuai. Kita perlu optimis bukan pesimis.

Kita perlu keluar dari rasa trauma bukan terus terkurung di dalamnya. Kita perlu melihat jauh ke depan bukan melihat saat ini saja.

Berjalan bersama adalah cara terbaik. Kita tidak boleh terus terkurung dalam luka yang terjadi di masa lampau. Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda…!

Oleh Efrianus Kaka Embu (Efriand). Mahasiswa Sekolah Tinggi Seminari Pinleng, Sulawesi Utara.

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *