Press "Enter" to skip to content

PROFIL SRI HARTINI HELENA: TERPANGGIL UNTUK HIDUP BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN

Share this:

KATOLIKTIMES.COMSRI HARTINI nama baptis HELENA lahir di sebuah pelosok perkampungan dekat Kampung Suku Samin, Pati, Jawa Tengah dan berasal dari keluarga muslim taat yang sederhana. Sri Hartini memiliki ayah seorang haji dan ibu berprofesi sebagai pedagang sekaligus petani.

Terlahir sebagai anak ke tujuh, Sri Hartini kecil sudah mengenal organisasi sehingga dirinya begitu menyukai organisasi dan kehidupan sosial.

Hal itu muncul sejak Ayah Sri yang merupakan tokoh masyarakat (kaur pemerintahan) yang sering beraktifitas bersama dengan kehidupan toleransi dan bermasyarakat.

Selain sebagai Ketua Karang Taruna di desa, Sri Hartini muda sering membantu ayah keliling desa untuk jemput bola terkait pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari penduduk sekitar.

“Saya bahagia bisa bertemu langsung dengan banyak orang dengan aneka karakter, walaupun ada rasa sedih ketika penduduk membayar PBB dengan menyicil sehingga sampai beberapa kali menyicil baru lunas” ungkap Sri.

BACA JUGA: Perkuat Kaderisasi, Pemuda Katolik Jawa Barat Gelar Rakerda 2023

Semasa mengenyam pendidikan, Sri yang lulus dari sekolah SMA Muhammadiyah. Kala di kampung, untuk anak yang seumurannya dapat bersekolah hingga jenjang SMA merupakan anugerah besar.

“Ya ini karena minimnya wawasan para orang tua terhadap pendidikan bahwa pendidikan itu tidak penting dan perempuan hanya “kanca wingking” (ujung-ujungnya dapur)” terang Sri.

Lulus Sekolah Menengah Atas, Sri melanjutkan perjuangannya dengan bekerja di beberapa perusahaan:
1. Group Melawai Jakarta, 1993-1994.
2. PT Dong-Il (Bintang Linear) Semarang sebagai Staff Personalia, 1994-1998.
3. PT Emba Megafarma Semarang sebagai Administrasi Produksi, 1999-2004.
4. PT Interyasa Tangerang sebagai Team Leader Marketing, 2009-2014.
5. Perusahaan di Tangerang sebagai Manager Keuangan, 2014-2016.

Menjadi Katolik
Sri yang menikah secara muslim, memiliki lila-liku yang panjang. Usia perkawinan empat tahun, Sri hijrah dari Semarang ke Jakarta. Dua tahun di Jakarta, Sri mengalami pergumulan hidup yang luar biasa.

“Suara agung Tuhan yang beberapa kali saya dengar mengubah hidup saya dan kami sekeluarga dan saya memutuskan pergi ke gereja hingga sekarang” paparnya.

Kini, Sri menjalani hidup menggereja bersama komunitas di lingkungan Santa Agatha, Wilayah Philipus, Paroki Keluarga Kudus Cibinong dan organisasi WKRI. Aktifitas ini semakin mengasah imannya kepada Tuhan Yesus.

“Hingga tanpa disadari, saya mulai bergerak dan terpanggil memberi perhatian untuk anak-anak putus sekolah dan membantu menjembatani mereka untuk bisa sekolah kembali. Puji Tuhan dalam keterbatasan, hidup saya masih bisa bermanfaat untuk orang lain” kata Sri.

Terjun di Dunia Politik
Tahun 2018, Sri Hartini yang masih awam dalam dunia politik kembali terpanggil berbuat sesuatu untuk bisa terlibat membantu Relawan Jokowi yang saat itu secara intensif di serang dengan berbagai tudingan miring seperti anak PKI atau SARA.

BACA JUGA: PROFIL RAFAEL SITUMORANG: SPIRIT POLITIK, DOUBLE MINORITAS DAN CINTA KASIH

“Hati kecil saya merasa kasihan terhadap pak Jokowi. Ini orang baik, masak di fitnah begitu. Maka saya mencari informasi dan akhirnya saya bergabung sebagai Relawan Jokowi yaitu di Barisan Relawan Jawa Barat (Barjab) pada 2018 . Waktu itu tugas saya blusukan ke masyarakat” tandas Sri.

Sri Hartini akhirnya memantapkan diri bergabung dalam sebuah partai sebagai Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak PAC PDI Perjuangan Kecamatan Cibinong.

Selain misi kemanusiaan yaitu membantu menjembatani anak-anak yang putus sekolah untuk bisa sekolah khususnya di wilayah Kabupaten Bogor. Sri yang dengan semangat Trisakti Bung Karno juga tergerak memberi pelatihan kepada masyarakat khususnya kelompok ibu-ibu dalam membuat produk yang bisa di jual seperti minuman sehat dan membuat sabun cuci piring.

Baginya, gerakan tersebut merupakan salah satu cara berdaulat secara pangan dan mandiri secara ekonomi. Sri memandang hal tersebut penting dilakukan dimana dirinya merasa sebagai anak ideologis Bung Karno.

Kontestasi Politik
Kini, Sri Hartini berkeinginan menggapai cita-citanya dengan mengikuti kontestasi untuk maju sebagai Calon Legislatif DPRD Dapil 1 Kabupaten Bogor yang meliputi Kecamatan Cibinong, Cieteurep, Sukaraja dan Babakan Madang.

“Saya berharap bila sudah memiliki posisi strategis, saya dapat menjadi perpanjangan tangan banyak orang yang memerlukan dan bisa lebih bermanfaat” tutup Sri Hartini. (ae/kt)

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *