Press "Enter" to skip to content

PROFIL TOGU LYA SWANDI MANALU: TUMBUH MEMBANGUN SEMANGAT KASIH

Share this:

KATOLIKTIMES.COMTogu Lya Swandi Manalu adalah pria yang lahir di Medan, 29 April 1978. Ia tumbuh dalam keluarga yang mengajarkan bagaimana menghidupi iman sebagai seorang Katolik di tengah lingkungan yang heterogen.

Masa Bertumbuh
Terlahir dari sebagai anak ke 3 dari 6 bersaudara dalam keluarga yang sederhana. Ayah Togu seorang pegawai Pos Indonesia dan Ibu seorang  ibu rumah tangga biasa. Togu menyelesaikan pendidikan dari SD sampai universitas di kota Medan.

Memasuki Sekolah Teknik Menengah (STM), Togu mulai terlibat dalam organisasi intra sekolah dan dari sini Togu mulai tertarik dengan dunia organisasi.

BACA JUGA: GUSTAF SEBUT YANG BERTAHAN ITULAH KADER

Hal ini berlanjut, pada tahun 1996 Togu turut bergabung di komunitas FOCOLARE sebuah komunitas international yang berpusat di Lopiano-Italia.

“Komunitas ini  banyak melakukan kegiatan sosial” ungkap Togu.

Pada tahun 1997, Togu dewasa mulai bergabung sebagai aktifis Partai PDI Kota Medan.

“Tamat dari sekolah menegah teknik, saya tidak dapat melanjutkan ke Universitas dikarenakan kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan saat itu. Maka saya memutuskan untuk bekerja sambil menabung untuk biaya masuk universitas” tambah Togu.

Kurang lebih tiga tahun kemudian baru Togu dapat melanjutkan ke jenjang perkuliahan sambil tetap bekerja.

Membangun Semangat
Ketika di kampus ia mengikuti kegiatan organisasi kampus, Togu Lya Swandi Manalu dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa Teknik. Banyak kesulitan yang harus ia lewati di masa-masa kuliah karena membagi waktu antara kuliah dan bekerja.

BACA JUGA: PROFIL SRI HARTINI HELENA: TERPANGGIL UNTUK HIDUP BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN

“Sebagai seorang katolik, saya percaya Tuhan senantiasa menolong dalam setiap kesulitan dan memakai saya sebagai perpanjangan tangan-Nya. Dan saya merasa  bersyukur karena mendapat kesempatan dari  komunitas Focolare untuk mengikuti kegiatan Pelatihan Kepemimpinan yang diadakan di Philipina pada tahun 1998” paparnya.

Dua tahun kemudian pada tahun  2000, Ia kembali mendapat pelatihan kepemimpinan dan pengembangan diri  di Bangkok-Thailand.

Selain program pelatihan komunitas Focolare juga menugaskan Togu pada tahun 2005 untuk turun langsung dalam Program Pemulihan bencana alam Tsunami di Aceh.

“Disini mata saya terbuka bahwa kasih dapat tumbuh di tengah orang yang berbeda dengan kita. Hubungan yang terjalin dengan masyarakat sekitar memberikan kebahagiaan.  Inilah yang dinamakan keindahan dalam keberagaman” ungkapnya.

Selanjutnya pada tahun 2007, ia di tugaskan kembali dalam program lain yaitu Program Rumah Liar (RULI) di Kota Batam.

Banyak masyarakat yang rumahnya tergusur akibat membangun di tanah bukan miliknya.

“Disini saya dengan teman-teman komunitas menjadi mediator antara masyarakat dengan pihak pemerintah kota agar masyarakat yang terkena gusur dapat di relokasi ke tempat yang lebih layak” ucapnya.

Sejak 2009, Togu menikah dan pindah ke Kota Bogor, Ia kembali  aktif di PDI Perjuangan sebagai  anggota. Pada tahun 2019 saya dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua PAC Bogor timur.

“Saya berharap melalui organisasi politik dapat menjadikan  diri saya bermanfaat bagi banyak orang Khusus nya bagi umat Katolik” tutupnya. (pc/kt)

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *