Press "Enter" to skip to content

YOHANES JOKO PURWANTO: INI SOAL PILIHAN HIDUP

Share this:

KATOLIKTIMES.COM – Yohanes Joko Purwanto alias Joko Demo kini adalah Ketua Majelis Nasional saat kongres Konfederasi Serikat Nasional (KSN) kemudian kongres Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU) tahun 2018 di Tangerang terpilih sebagai Ketua Umum.

Prinsip yang selalu dipegang erat Yohanes Joko dalam setiap perjuangannya yakni harus selalu riang gembira namun tanpa melupakan sisi kemanusiaan (apatis).

Saat kanak-kanak, Joko diperkenalkan bermain sambil belajar pertama sekali di TK Sriwijaya Koramil kemudian masuk SDN 3 Tanggulangin dan lulus 1984.

Selanjutnya bersekolah di SMPN Kota Gajah tamat pada tahun 1987. Tingkat sekolah menengah ia memilih di SMAN Kota Gajah dan lulus tahun 1990.

Sedari SD hingga SMP Ia aktif mengikuti kegiatan pramuka. Puncaknya  dipercaya menjadi Ketua Pramuka SMP (Prana). Jabatan Ketua Pramuka (Pradana) berlanjut hingga SMA kala itu nama group-nya Ambalan Soekarno Hatta. Pada waktu bersamaan ia juga memegang posisi Sekretaris OSIS di SMAN Kota Gajah.

Uniknya Joko pernah kuliah sarjana di dua tempat. Pertama di Fakultas Keguruan  dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila Jurusan Bahasa Inggris tahun 1990. Ketika mahasiswa, ia sebagai Anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon 1 Unila. Joko juga masuk sebagai Anggota BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) FKIP Unila.

Eksternal kampus, Joko aktif di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) angkatan VI.  Masuk ke jajaran pengurus anggota bidang. Dalam setiap kegiatan ia selalu terlibat di kepanitiaan dan ditempatkan sebagai panitia keamanan.

Tidak terlena tugas utamanya sebagai seorang mahasiswa yang bertanggungjawab kepada orangtua di kampung, Joko mendapatkan ijazah keguruannya tahun 1996.

Kemudian gelar Sarjana Hukum ia peroleh di Universitas Tulang Bawang. Dibarengi kesibukannya di lapangan, SH nya selesai tahun 2020, kini tinggal menunggu Sumpah Advokat dari Pengadilan Tinggi pada 7 Agustus 2020 informasinya kepada Katoliktimes.com (31/7/2020).

PERNAH BERKARIR SEBAGAI BURUH

“Pernah mengajar Bahasa Inggris di SMA selama 6 bulan saja. Karena badan saya kecil  sehingga kebanyakan murid tidak takut bahkan sering melawan dan mengajak berkelahi. Saya merasa panggilan saya bukan menjadi seorang pendidik setelah lama berjuang bersama masyarakat kecil”, kata Joko.

Setelah mengajar pernah juga Joko menjadi sales dari produk unilever, gara-gara membuat serikat buruh Ia dipecat dan mendapat pesangon yang cukup besar.

Kemudian  bekerja di bengkel mobil selama beberapa tahun, terjadi kasus yang sama, setelah membuat serikat buruh perusahaan dipecat lagi. Kala itu memperjuangkan upah buruh yang kecil sehingga perusahaan merasa resah dan terganggu. ‘’Saya dipecat lagi dan diberi pesangon”, ucap Joko.

“Tahun 2010-2011 bekerja di anak perusahaan Japfa Comfeed di Lubuk Linggau. Karena istri mengalami kecelakaan saat akan pergi mengajar di SMA Fransiskus Bandar Lampung, Joko memilih resign demi fokus mengurus istri.

Yohanes Joko Purwanto,SH dan Keluarga (Dok.Pribadi)

TERPANGGIL DALAM GERAKAN RAKYAT

Saat masih SMA sering diskusi dengan tokoh-tokoh mahasiswa (Katolik) di Lampung seperti Ir.Anang Prihantoro (Mantan Anggota DPD RI Perwakilan Lampung) dan beberapa dosen-dosen di Unila seperti Prof.Bambang (B.Inggris) dan Pak Heri (Pertanian).

“Ada proses kaderisasi sedari SMA, siswa dilatih aktif tidak hanya di gereja tetapi aktif di kegiatan sekolah, masyarakat supaya menjadi umat katolik yang berguna”, kata Joko penuh semangat.

SMA pernah menjadi Ketua Mudika (OMK) di Stasi Punggur Paroki Kota Gajah yang saat ini pindah menjadi Paroki Metro.

Setelah masuk kuliah diminta Keuskupan Komisi Awam Generasi Umat Muda (KAGUM)  untuk membantu dalam proses pendidikan/kaderisasi siswa-siswa SMP dan SMA.

Disampaikan Joko, “Jika ingin mengikuti jalan Tuhan untuk memanggul salib, harus berani keluar dari zona nyaman (tidak sekedar aktif di gereja) namun harus berani keluar memihak masyarakat miskin papa yang tertindas”.

“Pengalaman demo pertama di Jakarta tahun 1994 di depan Depatemen Penerangan. Saya dipukuli oleh PHH Tentara , dari kenangan berdarah-darah itu saya rasa negara ini tidak adil terhadap rakyat kecil dan atas keterbukan informasi” ungkap Joko .

Akhirnya setelah selesai kuliah, Joko memilih terlibat di keorganisasian masyarakat karena banyak persoalan yang dihadapi masyarakat. Mulai dari kasus pencemaran lingkungan yang dihadapi  nelayan, sengketa tanah dan lainnya.

Semakin banyak bergaul bersama masyarakat, membuat Joko semakin jengkel terhadap rezim yang zolim dan melakukan perlakuan yang tidak adil terhadap rakyat.

Dari gerakan aktif membela rakyat, tidak sedikit partai yang mengajak Ia bergabung. Namun hingga kini Joko belum memutuskan terjun ke parpol.

Joko juga tidak menampik soal kedepan jika adanya peluang untuk berkontestasi politik serta mendapat dukungan dari kawan-kawan FSBKU. “Iya, kita lihat saja jalan hidup dan tentu seturut izin istri juga keluarga untuk masuk ke ruang politik praktis”, terangnya.

FSBKU secara tingkat nasional kini sudah terbentuk di 5 provinsi (Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Banten, Jakarta) dan yang sedang dipersiapkan adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Kalimantan.

Baca juga: PEMUDA KATOLIK JABAR GELAR WEBINAR BAHAS BURUH DAN OMNIBUS LAW

Di Wilayah Sumatera sendiri targetnya sampai di Sumatera Barat dan Riau. Kantor sekretariat pusat FSBKU–KSN terletak di Jakarta Selatan Mampang Prapatan XIV No.13.

YOHANES JOKO PURWANTO DALAM GERAKAN RAKYAT

Berawal dari gerakan serikat rakyat, tahun 1999 bersama rekan-rekan mendirikan kantor bantuan hukum di Lampung.  Karena banyaknya kasus dari masyarakat petani , Joko juga diminta membangun Serikat Petani Lampung merasuk di semua kabupaten.

Berjalannya waktu, Ia membangun Forum Komunikasi Masyarakat Bandar Lampung yang terdiri dari serikat becak, persatuan pedagang kaki lima, kelompok pemuda.

Lalu sekitar tahun 2004, Joko juga mendirikan Serikat Nelayan Lampung dan diamanatkan sebagai Sekretaris lalu di Konsorsium Pembaruan Agraria Jakarta dan Bandung di Divisi Pengembangan Organisasi.

Yohanes Joko Purwanto,SH saat Demo (Dok.Pribadi)

POLITIK DI MATA YOHANES JOKO PURWANTO

“Posisi politik seyogyanya mampu menjadi alat perjuangan rakyat dan dapat meningkatkan kesejahteraan bersama,  jika dengan masuknya kita sebagai policy maker tidak berguna untuk penyelesaian permasalahan rakyat, bergerak di federasi ini sudah cukup menurut saya”, kata Ketua FSBKU.

Joko menambahkan, “Lewat  FSBKU ini yang sudah dibangun bukan hanya menyoal demo tetapi hak-hak normatif masyarakat soal pendidikan, upah layak, kesehatan juga kita perjuangkan”.

Dengan kewenangan yang dimiliki pemerintah untuk mengelola sumber daya (alam) yang ada di republik ini seharusnya pemerintah mampu memberikan subsidi penuh kepada rakyatnya minimal urusan kesehatan dan pendidikan.

Sebagai Ketua Federasi Buruh, Joko mengaku sering diberi tawaran angka fantastis oleh perusahaan yang akan dituntut ketika turun menangani kasus.

Ia lebih memilih menolak karena jika diterima menurutnya adalah bagian dari penghianatan kepentingan anggota atau masyarakat yang diwakili. Joko  memilih konsisten bersama kawan-kawan yang kurang beruntung dan tertindas.

“Ini bicara soal pilihan hidup, soal ajaran Tuhan Yesus, Ajaran Sosial Gereja bahkan ketika Keputusan Paus soal ensiklik terkait sistem kapitalistik. “Sistem itu yang kita lawan sampai hari ini karena hanya menguntungkan pemodal”, ujar Joko.

YOHANES JOKO PURWANTO DAN FSBKU DALAM TANGGAP COVID-19

Mewabahnya Covid-19 tak membuat Joko dan anggota FSBKU berdiam diri. Dengan prinsip gotong royong “Rakyat Bantu Rakyat” mereka  melakukan aksi sosial berupa bagi-bagi masker berjumlah 15.000pcs ke desa yang berada  di Lampung.

Selain itu juga membuat handsanitizer sendiri dan membagi sembako ke tetangga. Mereka juga menggalakkan setiap keluarga untuk bercocok tanam secara mandiri yang dapat dilakukam di halaman rumah atau menggunakan bekas mineral.

Secara pribadi dan organisasi tujuan jangka panjang yang didambakan dalam perjuangannya adalah terciptanya tatanan masyarakat yang adil, setara dan sejahtera.

Adil yang seadil-adilnya sesuai sila pancasia ke 2 dan 5. Adil yang beradab dan adil yang berkeadian sosial.

Setara berarti tidak ada perbedaan dimata hukum dan sejahtera harusnya menjadi hak setiap orang, bukan milik mereka yang dekat dengan penguasa.

Itu menurut saya yang bisa dilakukan sebagai umat katolik, meski banyak juga yang nyinyir. “Dasar wong edan atas brand Joko Demo yang melekat didirinya”, tutupnya. (pc/kt)

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *