Press "Enter" to skip to content

PEMUDA KATOLIK MINTA MENDIKBUD RISTEK LAKUKAN REVISI BUKU PPKN

Share this:

KATOLIKTIMES.COM – Dunia maya dihebohkan dengan adanya buku pelajaran PPKN kelas 7 yang memuat tentang penjelasan singkat agama Kristen dan Katolik. Ketua Departemen Gugus Tugas Riset dan Kebijakan Publik PP Pemuda Katolik, Eduardo Edwin Ramda menyayangkan keberadaan buku yang beredar di kalangan siswa tersebut.

“Sangat disayangkan buku seperti ini lolos terbit dan menjadi bahan bacaan siswa kelas 7 SMP. Saya curiga ada yang salah dalam proses penulisan hingga penerbitan buku ini, sehingga penjelasan ihwal Trinitas menjadi bias dalam buku ini”, kata Edu.

Baca juga: DORONG KEMANDIRIAN KADER, PEMUDA KATOLIK JAWA BARAT BAHAS EKONOMI KREATIF

Menurutnya, penjelasan soal Trinitas yang salah dalam buku ini akan menimbulkan bias pemahaman, khususnya bagi siswa Katolik yang mempelajari hal yang sama dalam mata pelajaran lain.

“Coba bayangkan, seorang siswa Katolik membaca konsep Trinitas yang salah dalam buku ini, lalu ia membaca konsep Trinitas yang lain dalam Mata Pelajaran Agama Katolik, ini akan menimbulkan bias pemahaman yang fatal, karena konsep Trinitas itu fundamental dalam iman Katolik”, jelas Edu.

Harapannya, Menterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim memberikan respon dan tindakan tegas terkait kebermasalahan dalam buku ini. “Kami meminta Mas Nadiem untuk menarik buku ini dari peredaran dan membuat surat edaran agar tidak menjadikan buku ini sebagai referensi pelajaran PPKN se Indonesia.

Kepekaan Nadiem terhadap persoalan sangatlah diperlukan sebagai manifestasi komitmen beliau yang selama ini menyuarakan keberagaman sebagai kekuatan bangsa. Dengan tindakan tegas dan konkret beliau, maka keberagaman itu dapat terwujud dari prosea penalaran beragama yang valid dalam buku pendidikan”, kata Edu.

Edu menyarankan agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menarik dan melakukan merevisi buku ini secara proses dan substansi.

“Secara proses buku ini perlu di revisi, artinya penulisan buku yang substansinya membahas lintas agama harus dirumuskan oleh penulis yang berasal dari latar agama yang relevan pula. Kemudian pasca buku ini terbit, bisa dimintakan koreksi kepada BPIP, FKUB, dan lain-lain. Proses penciptaan produk pengetahuan yang ideal itu harus deliberatif. Tujuannya jelas, mensinkronkan pemahaman soal diversitas agama sehingga bahan ajar yang keluar dari Kemendikbud Ristek ini valid dan reliabel. Kalau soal substansi, jelas, wajib direvisi sesegera mungkin”, pungkas Edu.

Ketua Bidang Moderasi Beragama PP Pemuda Katolik, Reginal Capah juga menyanyangkan adanya penjelasan yang keliru dalam Buku ini.

Baca juga: FRANDY SEDA: JANGAN PERNAH TAKUT GAGAL

“Penjelasan yang keliru dalam buku ini turut menciderai semangat moderasi beragama. Moderasi beragama dengan pondasi pengetahuan yang keliru akan menimbulkan bias pada siswa” ungkap Reginal.

Reginal menyerukan hal yang sama dengan Edu agar Menteri Nadiem segera menarik buku ini dan melibatkan FKUB dalam proses penulisannya.

“Buku yang baik itu ditulis dengan melibatkan banyak reviewer, apalagi buku yang membahas lintas agama, sudah jelas harus melibatkan tokoh agama agar penjelasannya tidak bias. Kita punya FKUB, kenapa tidak kita gandeng saja, supaya semangat mendaratkan moderasi beragama kepada siswa SMP lebih terkonsep dan tidak serampangan seperti buku ini”, jelas Reginal. (pc/kt)

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *